Sepanjang tahun 2010, sejumlah penelitian tentang seks telah
menghadirkan berbagai fakta yang menghebohkan. Di antaranya seperti
manfaat bercinta, fakta-fakta di balik orgasme pada wanita bahkan
tentang pentingnya menghindari seks pranikah.
Dikutip dari YourTango, Jumat (31/12/2010), berikut ini 12 penemuan penting yang sempat bikin heboh dunia esek-esek.
1. Menghindari seks pranikah bikin rumah tangga bahagia
Penelitian yang membuktikan hal ini termuat dalam The Social Science
Research Journal. Dari 648 orang yang disurvei, 56 persen di antaranya
lebih bahagia karena tidak berhubungan seks dengan pasangannya hingga
hari pernikahan.
2. Hanya 22 persen pasutri yang sangat puas dengan kehidupan seksualnya
Survei yang dilakukan YourTango menunjukkan 66 persen pasangan suami
istri (pasutri) hanya berhubungan seks 1 kali seminggu, sementara 63
persen suami ingin melakukannya lebih sering lagi. Secara keseluruhan,
hanya 22 persen suami maupun istri yang sangat puas dengan kehidupan
seksualnya.
3. Pria tak tahu tanda-tanda wanita orgasme
Survei berskala besar yang dilakukan The National Survey of Sexual
Health and Behavior mengungkap 85 persen pria mengira pasangannya
mencapai orgasme dalam hubungan seks terakhir yang dilakukan.
Kenyataanya hanya 64 persen wanita yang mengaku benar-benar orgasme.
4. Karir yang bagus bikin seks lebih bergairah
Sibuk bekerja bukan berarti tidak sempat memikirkan kehidupan seks.
Survei di University of Wisconsin membuktikan pasangan yang lebih rutin
berhubungan seks justru berasal dari kelompok yang memiliki karir bagus.
5. Sering bercinta dapat meningkatkan memori otak
Sebuah penelitian di Princeton mengungkap frekuensi bercinta berbanding
lurus dengan pertumbuhan syaraf hippocampus, bagian otak yang merupakan
pusat memori. Diduga efek ini bisa menunda pikun saat memasuki lanjut
usia.
6. 50 persen wanita menikah menilai suaminya bukan partner seks terbaik
Survei yang dilakukan iVillage ini tidak hanya mengungkap betapa seks
pranikah telah menjadi hal yang sangat lumrah. Lebih dari itu, 50 persen
wanita mengaku lebih puas bercinta dengan pasangan seks terdahulunya
sebelum menikah.
7. Suka selingkuh adalah pengaruh gen
Gen reseptor dopamin yang dinamakan DRD4 ditemukan tahun ini dan
diyakini menyebabkan sebagian pria cenderung suka selingkuh. Gen ini
memberikan sensasi rasa senang yang juga muncul saat berjudi dan
mengonsumsi obat terlarang.
8. Punya saudara perempuan bikin pria nggak seksi
Penelitian di University of Texas membuktikan pria yang memiliki banyak
saudara perempuan kurang menarik bagi calon pasangannya. Tidak diketahui
pasti alasannya, namun diduga pria cenderung lebih manja ketika
terlalu lama berada di antara saudara-saudara perempuannya, padahal pria
manja kurang menarik bagi wanita.
9. Sensitivitas ujung jari menujukkan kemampuan wanita untuk orgasme
Journal of Sexual Medicine mengungkap wanita yang responsif saat
menyentuh benda panas atau bentuk rangsang nyeri yang lain cenderung
lebih mudah untuk mencapai orgasme. Jadi jika ingin tahu mudah atau
tidaknya wanita mencapai orgasme, sentuh saja ujung jarinya. Jangan yang
lain!
10. Pria gemuk lebih jago dalam bercinta
Sebuah penelitian di Turki menunjukkan ukuran lingkar pinggang pada pria
berbanding lurus dengan kadar hormon oestradial. Hormon yang lebih
banyak dimiliki wanita ini berfungsi menunda orgasme, sehingga bisa
bertahan lebih lama saat bercinta dibandingkan dengan pria dengan
lingkar pinggang yang lebih kecil.
11. 25 persen wanita pilih kurus daripada orgasme
Orgasme sepertinya bukan segala-galanya bagi sebagian wanita, bahkan
tidak lebih menarik dibandingkan punya pinggang ramping nan seksi.
Penelitian di Inggris menunjukkan 25 persen wanita lebih memilih kurus
meski risikonya sakit-sakitan dan susah mengalami orgasme.
12. Otak wanita tidak bisa merasakan sakit saat orgasme
Orgasme pada wanita melibatkan proses yang sangat rumit di otak,
sampai-sampai otak tidak mampu merasakan sakit selama berada dalam
puncak kenikmatan. Para peneliti di Rutgers University di New Jersey
mengungkap hal itu saat merekan proses orgasme wanita dengan magnetic
resonance imaging (MRI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar