Orgasme pada wanita sangat berbeda dengan orgasme pria, sebab tidak ada
ejakulasi. Namun bukan berarti wanita tidak dapat berejakulasi. Justru
ejakulasi wanita itu sangat dahsyat! Orgasme itu sendiri sulit
dijelaskan, karena setiap wanita memiliki rasa dan tingkat penerimaan
orgasme yang berbeda. Umumnya wanita menganggap orgasme sebagai suatu
perasaan nikmat yang paling tinggi dari bangkitnya nafsu seks. Perasan
ini biasanya dimulai dari bagian pinggul, kemudian menyebar ke seluruh
tubuh. Selama orgasme perasaan wanita terpusat pada sensasi dan sebagian
besar pada pengeluaran cairan vagina. Ini dimulai pada saat perasaan
tegang yang tidak terkontrol, nikmat, pelepasan ketegangan mental, dan
kelegaan saat pelepasan.
Orgasme disebabkan suatu reaksi spontan. Rangsangan di daerah klitoris
baik secara langsung ketika melakukan masturbasi atau dirangsang secara
tidak langsung oleh gerakan penis ketika penetrasi, membuat pesan
dikirim ke sumsum tulang belakang. Di tempat inilah reaksi spontan
terjadi, dan pesan diedarkan ke seluruf syaraf yang mengendalikan
otot-otot pinggul. Namun apakah pesan ini diedarkan seluruhnya,
ditingkatkan intensitasnya atau dihentikan, tergantung tingkat kontrol
otak wanita yang bersangkutan. Wanita yang tidak terbiasa dengan seks
atau yang tertutup dari hal-hal yang berbau dengan seks biasanya lebih
cepat orgasme, tetapi jika wanita secara rasa tidak menyukai besar
kemungkinan ia gagal mencapai orgasme. Ia bagaikan sedang berfantasi
melakukan masturbasi.
Berlawanan dengan keyakinan umum, wanita tidak selalu harus
melengkungkan punggungnya atau harus berteriak saat orgasme. Otot rahim
dan vagina berkontraksi, dan ada beberapa wanita pada saat tertentu
mengalami orgasme yang lebih kuat ketika penis bergerak di dalam vagina,
sehingga dapat dijepit dan dilepaskan oleh otot-otot vagina yang tengah
kontraksi. Pada hampir semua orgasme, dorongan itu diawali dengan
refleks yang ditimbulkan oleh rangsangan pada klitoris. Meskipun pesan
tambahan mungkin berasal dari rangsangan pada vagina. Namun pada semua
wanita, orgasme dinyatakan dengan kontraksi otot-otot panggul, termasuk
otot vagina dan dirasakan sebagai kenikmatan oleh daerah tertentu di
otak.
Banyak wanita meyakini, bila gagal mencapai orgasme selama berhubungan
seks berarti tidak feminim dan pasangannya pun merasa tidak jantan. Jadi
jangan heran jika tidak sedikit wanita memanipulasi orgasme agar
pasangan terlihat tetap jantan dan dia sendiri tetap feminin. Sebenarnya
hal itu tidak perlu terjadi. Dengan pendekatan lebih terbuka terhadap
seksualitas, kini diketahui bahwa wanita yang gagal mengalami orgasme
selama bersenggama, tidak mengalami kelainan seks apapun dan mereka
tidak seharusnya memanipulasi orgasme. Perlu saling pengertian yang
dalam untuk mencapai hal ini. Oleh karena itu, komunikasi adalah
kuncinya.
Wanita dapat mengalami orgasme lebih mudah dibandingkan dengan pria
disebabkan banyak faktor, seperti rangsangan melalui klitoris atau
rangsangan melalui vagina. Seringkali orang mengabaikan orgasme wanita
dan akhirnya menimbulkan salah paham. Masalah ini timbul karena
perbedaan kematangan serta relativitas dari orgasme klitoris dan vagina.
Sebagian besar wanita lebih sering mengalami orgasme klitoris ketimbang
orgasme vagina. Hal tersebut ditandai dengan menumpuknya kedua syaraf
tadi di bagian tulang punggung.
Menurut buku dari Tian Yi Wu Fong ada beberapa jenis orgasme yang dapat
terjadi di daerah-daerah lain dalam tubuh. Misalnya, orgasme yang
terjadi pada organ tubuh seperti jantung dan hati. Bahkan jika kita
mampu mensirkulasikan energi seksual ke otak, maka kita akan merasakan
orgasme otak. Orgasme itu sendiri sebenarnya adalah peristiwa pengerutan
dan peregangan seperti denyutan yang dapat terjadi di seluruh tubuh.
Banyak wanita membutuhkan beberapa rangsangan pada klitorisnya untuk
mencapai orgasme. Klitoris wanita sama fungsinya dengan kepala penis.
Maka tidak mengherankan jika dalam hubungan seks dengan posisi
berhadapan atas dan bawah, banyak wanita tidak dapat mencapai orgasme
karena klitorisnya tersentuh secara tidak langsung.
Pria lebih cepat mencapai orgasme selama bersetubuh, namun pada sebagian
wanita pun mampu mencapai orgasme yang sama cepatnya dengan pria jika
selama senggama itu wanita juga melakukan masturbasi dengan merangsang
klitorisnya sendiri sehingga mereka tahu apa yang mereka inginkan.
Sebagian wanita menganggap tidak wajar jika saat bersenggama,
pasangannya melakukan rangsangan klitoris dengan tangannya. Memang ada
beberapa wanita yang secara psikologis merasa terganggu ketika
klitorisnya dirangsang pasangannya ketika bergubungan seks.
Orgasme pada wanita terdiri dari berbagai bentuk, yaitu orgasme terputus-putus, orgasme singkat (diskret),
dan orgasme terus-menerus dengan waktu yang lebih lama. Namun ada juga
wanita yang mengalami keduanya. Pola orgasme setiap wanita merupakan
cermin pribadinya. Harapan pribadi serta budaya mempengaruhi bagaimana
dia merasakan orgasme, dan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa
orang cenderung memiliki pola orgasme standar.
Orgasme setiap wanita berbeda dalam setiap waktu, wanita dapat
mengarahkan energinya keluar dari pinggul dan naik ke otak, lalu
menyebarkan orgasme ke seluruh tubuh atau disebut sirkulasi Chi. Pada
umumnya wanita saat berhubungan intim, kurang memuaskan perhatian pada
alat kelaminnya. Hal inilah yang mengakibatkan wanita lebih cepat
merasakan dan menyebarkan orgasme ke seluruh tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar