Selasa, 19 Juni 2012

Menyibak rahasia orgasme

Orgasme pada wanita sangat berbeda dengan orgasme pria, sebab tidak ada ejakulasi. Namun bukan berarti wanita tidak dapat berejakulasi. Justru ejakulasi wanita itu sangat dahsyat! Orgasme itu sendiri sulit dijelaskan, karena setiap wanita memiliki rasa dan tingkat penerimaan orgasme yang berbeda. Umumnya wanita menganggap orgasme sebagai suatu perasaan nikmat yang paling tinggi dari bangkitnya nafsu seks. Perasan ini biasanya dimulai dari bagian pinggul, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Selama orgasme perasaan wanita terpusat pada sensasi dan sebagian besar pada pengeluaran cairan vagina. Ini dimulai pada saat perasaan tegang yang tidak terkontrol, nikmat, pelepasan ketegangan mental, dan kelegaan saat pelepasan.

Orgasme disebabkan suatu reaksi spontan. Rangsangan di daerah klitoris baik secara langsung ketika melakukan masturbasi atau dirangsang secara tidak langsung oleh gerakan penis ketika penetrasi, membuat pesan dikirim ke sumsum tulang belakang. Di tempat inilah reaksi spontan terjadi, dan pesan diedarkan ke seluruf syaraf yang mengendalikan otot-otot pinggul. Namun apakah pesan ini diedarkan seluruhnya, ditingkatkan intensitasnya atau dihentikan, tergantung tingkat kontrol otak wanita yang bersangkutan. Wanita yang tidak terbiasa dengan seks atau yang tertutup dari hal-hal yang berbau dengan seks biasanya lebih cepat orgasme, tetapi jika wanita secara rasa tidak menyukai besar kemungkinan ia gagal mencapai orgasme. Ia bagaikan sedang berfantasi melakukan masturbasi.

Berlawanan dengan keyakinan umum, wanita tidak selalu harus melengkungkan punggungnya atau harus berteriak saat orgasme. Otot rahim dan vagina berkontraksi, dan ada beberapa wanita pada saat tertentu mengalami orgasme yang lebih kuat ketika penis bergerak di dalam vagina, sehingga dapat dijepit dan dilepaskan oleh otot-otot vagina yang tengah kontraksi. Pada hampir semua orgasme, dorongan itu diawali dengan refleks yang ditimbulkan oleh rangsangan pada klitoris. Meskipun pesan tambahan mungkin berasal dari rangsangan pada vagina. Namun pada semua wanita, orgasme dinyatakan dengan kontraksi otot-otot panggul, termasuk otot vagina dan dirasakan sebagai kenikmatan oleh daerah tertentu di otak.

Banyak wanita meyakini, bila gagal mencapai orgasme selama berhubungan seks berarti tidak feminim dan pasangannya pun merasa tidak jantan. Jadi jangan heran jika tidak sedikit wanita memanipulasi orgasme agar pasangan terlihat tetap jantan dan dia sendiri tetap feminin. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi. Dengan pendekatan lebih terbuka terhadap seksualitas, kini diketahui bahwa wanita yang gagal mengalami orgasme selama bersenggama, tidak mengalami kelainan seks apapun dan mereka tidak seharusnya memanipulasi orgasme. Perlu saling pengertian yang dalam untuk mencapai hal ini. Oleh karena itu, komunikasi adalah kuncinya.

Wanita dapat mengalami orgasme lebih mudah dibandingkan dengan pria disebabkan banyak faktor, seperti rangsangan melalui klitoris atau rangsangan melalui vagina. Seringkali orang mengabaikan orgasme wanita dan akhirnya menimbulkan salah paham. Masalah ini timbul karena perbedaan kematangan serta relativitas dari orgasme klitoris dan vagina. Sebagian besar wanita lebih sering mengalami orgasme klitoris ketimbang orgasme vagina. Hal tersebut ditandai dengan menumpuknya kedua syaraf tadi di bagian tulang punggung.

Menurut buku dari Tian Yi Wu Fong ada beberapa jenis orgasme yang dapat terjadi di daerah-daerah lain dalam tubuh. Misalnya, orgasme yang terjadi pada organ tubuh seperti jantung dan hati. Bahkan jika kita mampu mensirkulasikan energi seksual ke otak, maka kita akan merasakan orgasme otak. Orgasme itu sendiri sebenarnya adalah peristiwa pengerutan dan peregangan seperti denyutan yang dapat terjadi di seluruh tubuh. Banyak wanita membutuhkan beberapa rangsangan pada klitorisnya untuk mencapai orgasme. Klitoris wanita sama fungsinya dengan kepala penis. Maka tidak mengherankan jika dalam hubungan seks dengan posisi berhadapan atas dan bawah, banyak wanita tidak dapat mencapai orgasme karena klitorisnya tersentuh secara tidak langsung.

Pria lebih cepat mencapai orgasme selama bersetubuh, namun pada sebagian wanita pun mampu mencapai orgasme yang sama cepatnya dengan pria jika selama senggama itu wanita juga melakukan masturbasi dengan merangsang klitorisnya sendiri sehingga mereka tahu apa yang mereka inginkan. Sebagian wanita menganggap tidak wajar jika saat bersenggama, pasangannya melakukan rangsangan klitoris dengan tangannya. Memang ada beberapa wanita yang secara psikologis merasa terganggu ketika klitorisnya dirangsang pasangannya ketika bergubungan seks.

Orgasme pada wanita terdiri dari berbagai bentuk, yaitu orgasme terputus-putus, orgasme singkat (diskret), dan orgasme terus-menerus dengan waktu yang lebih lama. Namun ada juga wanita yang mengalami keduanya. Pola orgasme setiap wanita merupakan cermin pribadinya. Harapan pribadi serta budaya mempengaruhi bagaimana dia merasakan orgasme, dan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa orang cenderung memiliki pola orgasme standar.

Orgasme setiap wanita berbeda dalam setiap waktu, wanita dapat mengarahkan energinya keluar dari pinggul dan naik ke otak, lalu menyebarkan orgasme ke seluruh tubuh atau disebut sirkulasi Chi. Pada umumnya wanita saat berhubungan intim, kurang memuaskan perhatian pada alat kelaminnya. Hal inilah yang mengakibatkan wanita lebih cepat merasakan dan menyebarkan orgasme ke seluruh tubuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar